Pertemuan Singkat Yang Berujung Pamit

     Setelah pertemuan itu, setiap malamku terasa begitu berbeda, entah karena sikapmu yang berubah atau karena kesibukanmu yang belum bisa aku mengerti. Entahlah...
Pertemuan singkat itu membuatku kesulitan untuk tidur, ditambah lagi dengan kau yang selalu hadir dimimpiku.

Diam-diam. Ia pamit dengan perasaan yang pernah ia sebut cinta.
Diam-diam, Ia pamit di ujung pertemuan singkatnya.
Ia membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya seolah-olah tanpa perasaan menyesal, seolah-olah tanpa merasa bersalah, apalagi takut kehilangan.
Ia menutup cerita pertemuan singkatnya tanpa izin kedua bela pihak.
Dan Tuhan menguatkan hati seorang puan itu.

Seseorang pernah berkata, “Berpisah bukan berarti kalian tidak akan bertemu kembali; perpisahan hanyalah nasihat agar kalian tetap akrab saat bertemu kembali.”

Sudah hukum alam,
Di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan.
Pun selalu ada awal dan selanjutnya akan berakhir, kecuali Allah yang keberadaan-Nya tiada berakhir. That's life.
Akhir dari sebuah cerita bisa saja ada yang happy ending, terkadang juga pertemuan yang kita harapkan ternyata menyisahkan luka.

Sudah kalanya pertemuan itu bisa saja berujung dengan dua cara, ada yang pergi dengan cara menghilang begitu saja, ada juga yang pergi dengan kata pamit tapi meninggalkan luka yang sering dikeluhkan.

Semoga tulisan ini membuat kalian ingat bahwa takdir-Nya tidak akan pernah tertukar. Semoga tulisan ini membuat kita semua yang masih dihadirkan rasa sakit, patah hati, rindu, dan semua perasaan yang masih membekas oleh luka yang belum kering.

Kita harus percaya setelah perpisahan, pasti akan datang lagi sebuah awal yang baru.
Jadi cobalah untuk lebih sabar. Setelah perpisahan, Tuhan selalu menyiapkan pertemuan-pertemuan yang jauh lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Salam teh hijau kesukaanku💚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kotaku Berduka

Kau abadi; di sini

November Usai