Mungkin kah?
Mungkin kah kau akan kembali lagi?
Kembali untuk mencari keberadaanku,
Atau mungkin kembali ke dalam pelukan kerinduanku?
Atau mungkin hanya ingin bertemu sebentar,
Lalu tidak akan pernah kembali lagi?
Padahal,
Berbulan-bulan ku menanti kepulanganmu,
Berhari-hari ku bertahan dengan kerinduan yang belum terbayar sama sekali,
Berjam-jam menunggu kabar, walau harus selalu sabar
Hingga akhirnyaaa...
Kau mengabariku.
Kau mengabariku hanya untuk pergi lagi,
tak sempat bertemu sebentar saja,
ternyata kau sudah jauh,
Jauh,
Jauh dari kemungkinan kalau kita akan bertemu kembali.
Kini tiba saatnya,
Keadaan dimana aku menyerah pada titik jenuh untuk merindukanmu lagi,
Menyerah akan penantian yang tak akan menjadi nyata,
Menyerah pada diri sendiri bahwa yang selalu ku nanti,
tidak benar-benar menantikan kehadiranku...
Seakan kaki ini tak mampu lagi melangkah,
cukup diam disini dengan kerinduan yang belum terobati, dengan ketidakpastian yang belum terjawab,
dengan semua mimpi yang tidak tau akan menjadi nyata atau tetap menjadi mimpi-mimpi yang selalu menemani tidur malamku.
Tapi percayalah, sampai kapanpun aku masih disini dengan rutinitas menunggu dan merindukanmu walau tak pernah kau tahu sama sekali.
Terimakasih untuk rindu yang selalu menemani disepanjang keseharianku
Terimakasih sudah pergi jauh dan meninggalkanku bersama sajak yang selalu ku tuliskan untukmu.
Semoga kau berkenan untuk datang ke kota ini lagi
dan membawa kabar baik untukku, untuk kita:)
Kembali untuk mencari keberadaanku,
Atau mungkin kembali ke dalam pelukan kerinduanku?
Atau mungkin hanya ingin bertemu sebentar,
Lalu tidak akan pernah kembali lagi?
Padahal,
Berbulan-bulan ku menanti kepulanganmu,
Berhari-hari ku bertahan dengan kerinduan yang belum terbayar sama sekali,
Berjam-jam menunggu kabar, walau harus selalu sabar
Hingga akhirnyaaa...
Kau mengabariku.
Kau mengabariku hanya untuk pergi lagi,
tak sempat bertemu sebentar saja,
ternyata kau sudah jauh,
Jauh,
Jauh dari kemungkinan kalau kita akan bertemu kembali.
Kini tiba saatnya,
Keadaan dimana aku menyerah pada titik jenuh untuk merindukanmu lagi,
Menyerah akan penantian yang tak akan menjadi nyata,
Menyerah pada diri sendiri bahwa yang selalu ku nanti,
tidak benar-benar menantikan kehadiranku...
Seakan kaki ini tak mampu lagi melangkah,
cukup diam disini dengan kerinduan yang belum terobati, dengan ketidakpastian yang belum terjawab,
dengan semua mimpi yang tidak tau akan menjadi nyata atau tetap menjadi mimpi-mimpi yang selalu menemani tidur malamku.
Tapi percayalah, sampai kapanpun aku masih disini dengan rutinitas menunggu dan merindukanmu walau tak pernah kau tahu sama sekali.
Terimakasih untuk rindu yang selalu menemani disepanjang keseharianku
Terimakasih sudah pergi jauh dan meninggalkanku bersama sajak yang selalu ku tuliskan untukmu.
Semoga kau berkenan untuk datang ke kota ini lagi
dan membawa kabar baik untukku, untuk kita:)
Komentar
Posting Komentar